foto: https://www.runimas.com
Bunga, sebut saja begitu. Dia adalah seorang muslimah yang telah Mengenakan jilbab dengan dengan rapi. Dia termasuk terlalu aktif di pengajian. Hari- harinya di isi dengan dengan tilawah dan mengkaji ayat- ayat Allah. Karena itulah dia banyak menemukan ketenangan dalam hati. Dan umur Bunga pun selamanya bertambah. Karena alasan tuntutan ekonomi, dia terhadap sesudah itu mesti bekerja di luar rumah. Namun, pemilik tempatnya bekerja melarang para pekerjanya mengfungsikan kerudung, khususnya berjilbab. Bahkan bagi mereka yang menghendaki selamanya mengenakannya, mesti dengan dengan legowo mengundurkan diri. Ujian iman itu terhadap sesudah itu sebabkan Bunga memilih, entah analisis apa yang tersedia dibenaknya, Bunga terhadap sesudah itu menanggalkan kerudung dan jilbabnya. iming- iming gaji dan kemudahan bekerja, dan termasuk ingatannya berkenaan tersedia kasus papa dan ibunya dirumah, membuatnya berbuat nekat. Semua dia melaksanakan dengan dengan harapan bisa bekerja ditempat tersebut. Pertentangan hati sebetulnya kadang dirasakannya. Namun rasa itu dibuangnya jauh- jauh. Dalih ekonomi selamanya jadi alasan utamanya bekerja disana. Bahkan sampai selagi ini. "Jika suatu hari, Allah menghendaki saya mencapai pekerjaan yang lebih baik, saya menghendaki Mengenakan kembali hijab saya" katanya. Saudariku, Bunga tidak sendiri. Diluar sana, selamanya banyak Bunga- Bunga yang lain, yang bisa saja memilih atau terpaksa memilih pilihan yang sama. Mereka menanggalkan jilbab yang merupakan identitas dan termasuk kehormatan mereka, demi tuntutan pekerjaan mereka. Tapi, berhentilah menyalahkan dan cuma sekedar berkomentar berkenaan tipisnya iman, dan terbatasnya pengetahuan yang mereka miliki. Sungguh, sebuah tindakan berarti, apa pun itu bisa lebih bermakna untuk menyelamatkan mereka. Sudahkah kami mengaku terhadap diri sendiri, bahwa kadang selagi kitapun jarang sharing dan ringan tangan menopang sesama saudara kita, agar kehidupan layaknya itulah yang terhadap sesudah itu mereka pilih. Dan apakah bermakna tersedia kasus mereka bisa cuma jadi punyai mereka? sungguh nanti dihadapan Allah, kami pun bisa ditanya berkenaan pembiaran itu. Dan bagi barang siapa kalian saudariku para muslimah, yang telah atau menghendaki memilih jalan layaknya yang bunga pilih, semoga kami tidak lupa bahwa Allah pun telah berjanji bahwa dunia ini ditundukkan untuk orang- orang beriman. Jika kami beriman dan taat terhadap keputusan Allah, maka tentu Allah mengimbuhkan jalan. Jadi masalahnya bukan terkandung terhadap jalan nampak yang belum Allah berikan, tetapi kepercayaan kami terhadap jalan yang Allah mengimbuhkan itu, tetapi pastinya selamanya dibarengi dengan dengan usaha yang maksimal. Hidup sebetulnya pilihan. Setiap hari manusia di suguhi dengan dengan bermacam pilihan-pilihan dalam hidupnya. bisa saja kami dulu melihat saudari kami yang layaknya bunga, atau bisa saja selagi ini kami sedang terhadap posisi layaknya Bunga. Maka cukuplah berkenaan yang di alami bunga memberikan pelajaran bagi kami semua. Yakinlah, dunia ini tidak sesempit analisis kita. Masih banyak kesempatan disekitar kami untuk mencapai rejeki. Belajar berasal dari para shohabiyah, merekapun dulu dalam keadaan kekurangan, tetapi mereka tidak dulu terlepas iman. Dan doa mengobati sakit bisul hasilnya Allah memuliakan mereka, di dunia dan di akherat. Saudariku bisa saja tersedia berasal dari kami yang pesimis berkenaan minimnya pengetahuan dan kapabilitas kami untuk mencapai nafkah yang lebih, tetapi jangan sampai kami dulu menyangsikan usaha kami sendiri, khususnya rejeki yang telah dijamin Allah kecuali kami berusaha. Yakinlah, bahwa Allah terlalu maha penyayang untuk menyia-nyiakan kepercayaan kita. Allah cuma menghendaki menguji keimanan kita, sejauh mana kami selamanya terhadap iman kita, walaupun dalam keadaan sesulit apapun. Lalu apakah kami bisa berhasil dengannya? seluruh terkait usaha dan pendirian kami sendiri.
Comments